idcz123 kompasiana indonesia - merasa kurangnya kecintaan penggunaan bahasa indonesia membuat
indahnoing seorang kompasiana membuat artikel dengan judul
yakin masih cinta bahasa indonesia?. maksud dari artikel itu adalah menyayangkan kenapa masy. indonesia tidak menggunakan bahasa indonesia sesuai dengan EYD. saya sebagai penulis artikel akan mencoba mengurai masalah dan pemecahan masalah.
apa yang membuat seseorang lebih menggunakan bahasa indonesia tidak sesuai EYD ?
mungkin jika anda mendengan teori evolusi anda akan merasa tercengang dan berfikir "apakah bahasa indonesia sudah tak jaman lagi atau bahasa indonesia sudah melewati tahap seleksi bahasa?" menurut saya penggunaan bahasa indonesia EYD menjadi
bahasa indonesia tidak sesuai EYD juga ada indikasi dari bahasa daerah yang mendominasi, keluarga yang tidak selalu menggunakan bahasa indonesia EYD, dan lainnya. saya bukan pakar psikologi atau sosiologi tapi saya memahami psikologi dan sosiologi dengan baik. menurut saya indikasi lingkungan yang membuat pendidikan bahasa yang tidak baik akan mengakibatkan pelajar (yang didik) itu juga mempraktekan pendidikan tersebut secara baik
(logika jika diajarkan buruk maka dlm pengaplikasiannya dia juga melakukan sesuai apa yang diajarkan).
apakah seseorang indonesia harus menggunakan bahasa sesuai dengan EYD?
jawaban menurut saya adalah
tidak.
mengapa? sudah jelas indikasi seseorang berbahasa buruk berada pada lingkungan dan lingkungan juga memepengaruhi manusia dari pola berfikir, karakteristik, dan moral. apalagi indonesia adalah negara dengan bermacam bahasa dimana bahasa daerah satu dengan lain berbeda bentuk ucapan (lisan) atau tulisan. sedangkan bahasa daerah sudah ada beratus - ratus tahun lalu sedangkan bahasa indonesia baru ada puluhan tahun lalu. dimengerti kebanyakan sseseorang melakukan bahasa daerah karena lebih komunikatif dengan orang lingkungannya ketimbang
bahasa indonesia yang hanya digunakan pada saat formal saja (pertemuan RT, rapat sekolah, dll). sehingga perlunya kesadaran dari masyarakat untuk berbahasa indonesia (minimal bahasa indonesia campur daerah)
bagaimana cara membentuk seseorang dengan berbahasa indonesia yang sesuai dengan EYD?
saya seorang surabaya sekarang sudah berteman dengan orang jakarta baru beberapa bulan lalu. dengan sikap ramah saya tidak menggunakan bahasa daerah saya (suroboyoan) kemungkinana dia tidak akan paham dengan apa yang dikatakan ketika menggunakan bahasa daerah maka saya mencoba berbahasa indonesia tidak sesuai EYD karena masih ada pengaruh daerah. ternyata komunikasi kami baik dan saya menilai teman dari jakarta ini lebih baik berbahasa indonesia dari pada saya cuman dia juga selingan dengan bahasa jakarta (kebanyakan membicarakan bahasa gaul yang sebelumnya saya pahami dari acara televisi nasional - swasta). nah, dari sini saya merasa bahwa dengan berbicara dengan orang jakarta itu saya bisa berbahasa indonesia EYD.
poin penting cara membuat seseorang dengan berbahasa indonesia EYD dengan belajar, dan mempraktekan diahadapan orang yang lebih baik berbahasa indonesia dari pada kita. bisa dipahami kita mengajarkan seseorang berbahasa indonesia dengan mempraktekan secara langsunga dengan si anak dalam kehidupan sehari - hari.
mengapa pendidikan bahasa indonesia yang diajarkan tidak menciptakan masyarakat yang berbahasa indonesia dengan baik?
sudah jelas pendidikan di indonesia memaksa seseorang untuk mempelajarinya, bukan melaluai seseorang itu minat dan mau mempelajarinya. saya mengkritik pemerintah indonesia saat ini (kementrian pendidikan). saya sebagai pelajar mengharapkan
sistem pendidikan berkualitas.
apa itu? sistem pendidikan ini memberi wadah kepada masyarakat yang minta belajar dimana melalui proses memasarkan / menjelaskan pendidikan berkualitas sehingga masyarakat mau belajar dengan
kesadaran, kebulatan tekad, kesabaran dan konsistensi (4k). tidak seperti sekarang dimana masyarakat
dipaksa harus belajar 9 tahun (bahkan disurabaya 12 tahun dengan kualitas rendah) akan tetapi mereka (pemerintah) tidak mau melihat hasil dari proses belajar 9 tahun tersebut.
fenomena masyarakat sekarang kebanyakan lulusan sekolah gratis hasilnya buruk ketimbang yang bayar jangan dipertanyakan kebuktiannya, di surabaya SMK adalah sekolah yang gratis dibanding SMA (SPP sekitar 300 - 400 ribu) yang mahal dengan itu banyak anak lulusan SMP tanpa melihat kualitas berbondong - bondong ke SMK dan hasilnya banyak lulusan yang tidak cekatan, tidak trampil, tidak inovatif. untuk lebih lanjut tentang SMK dan SMA akan saya jelaskan kapan hari saja.